Saturday, February 26, 2011

AS Jatuhkan Sanksi Keuangan Kepada Khadaffi

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, menegaskan bahwa negaranya sudah menjatuhkan sanksi keuangan kepada Muammar Gaddafi dan orang-orang di sekitarnya.

'Kami sudah mengutuk keras terhadap kekerasan yang dilakukan Gaddafi kepada para pemprotes yang melakukan aksinya secara damai,' katanya di sela-sela penyerahan hadiah kepada pemenang lomba foto pendidikan 'My Education' di Surabaya, Sabtu.

Didampingi Kepala Humas Konjen AS di Surabaya Emily Y Norris dan stafnya dalam acara di rumah dinas Konsul Jenderal AS di Surabaya Kristen F Bauer itu, ia mengemukakan hal itu menanggapi krisis politik yang melanda Libya dengan ditandai aksi unjuk rasa menentang Muammar Gaddafi yang telah berkuasa selama lebih kurang 41 tahun. 'Ya, baru kemarin (25/2), pemerintah kami memberikan sanksi keuangan (pemblokiran aset keuangan) Gaddafi dan orang-orang di sekitarnya,' kata Marciel.

Menurut diplomat asal California AS itu, krisis politik yang terjadi di Libya itu bukan hanya disikapi oleh AS, namun juga disikapi oleh komunitas internasional di Dewan Keamanan PBB yang bekerja sama dengan negara-negara lain, termasuk AS.

'Kami memahami bahwa situasi di Libya saat ini cukup sulit untuk bisa segera diselesaikan, namun beberapa masyarakat dan pemerintah dari berbagai negara telah memberi dukungan kepada masyarakat Libya guna menentang kekerasan yang dilakukan pemerintahnya,' katanya.

Ditanya upaya yang akan dilakukan AS bila Muammar Gaddafi tidak menggubris sanksi yang dijatuhkan kepadanya, ia menyatakan Gaddafi bisa saja tidak mendengarkan tekanan internasional, tapi suara dunia internasional itu akan didengar oleh masyarakat Libya.

'Dalam 24 jam terakhir, kami sudah berdiskusi dengan negara-negara yang tergabung dalam Dewan Keamanan PBB untuk mengupayakan langkah-langkah menghentikan aksi kekerasan oleh Gaddafi kepada rakyatnya, tapi saya belum tahu perkembangan 24 jam terakhir itu,' katanya.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya evakuasi terhadap 870 WNI di Libya yang terdiri dari 210 orang karyawan PT Wika, 150 mahasiswa, 60 tenaga kerja Indonesia (TKI), termasuk delapan orang yang bekerja di Istana Muamar Gaddafi, dan sisanya adalah WNI yang menjadi pekerja pada sejumlah perusahaan asing.

Kloter pertama evakuasi telah dilakukan Jumat (25/2) sore waktu setempat dengan titik transit Tunisia dengan menggunakan pesawat carter dari Tunis ke Tripoli dan kembali ke Tunis. Pada kloter pertama akan dievakuasi 262 orang sesuai kapasitas pesawat.