Friday, February 25, 2011

Sineas Muda Indonesia Minta Komisi Dari Pajak Film


LA.com Sineas Indonesia tak pernah putus membayar pajak film, setiap akan memproduksi satu judul film. Kini saatnya perfilman Indonesia menerima suntikan modal dari pemerintah.


Para pelaku perfilman di Indonesia mengungkapkan sebuah harapan dan keinginan kepada pemerintah untuk dapat mengembangkan kemajuan dan kualitas film. Salah satunya adalah dengan pembagian komisi dari pajak film yang dipungut selama ini.


Sineas dan Sutradara Film Rumah Tanpa Jendela, Aditya Gumay mengatakan selama ini tidak pernah ada penjelasan tentang besaran pajak pemutaran film, maupun bea masuk yang dapat membawa keuntungan bagi industri film Indonesia. Apalagi, kata dia, jika pemerintah bersedia memberikan suntikan modal atau subsidi.


“Contohnya saja untuk tahun ini hasil pendapatan film asing sebesar Rp 800 milyar, kalau misalnya 10 persen saja untuk pelaku film, kita sudah bisa membuat laboratorium film, membuat kajian-kajian, dan semakin meningkatkan kualitas,” katanya di Depok saat peluncuran film Rumah Tanpa Jendela, Kamis (24/02/11).


Aditya mencontohkan seperti di Turki, pemerintah negara tersebut memberikan suntikan modal bagi industri film yang berkualitas. Jika laku keras, lanjutnya, maka utang tersebut dianggap lunas.


“Bahkan kalau dapat penghargaan di festival, maka utang itu dihapuskan, atau bisa dicicil. Kami ingin dapatkan pinjaman modal. Kualitas film Indonesia selama ini misalnya untuk film horor, paling banyak meraih 500 ribu penonton, sementara film lain yang booming, seperti Laskar Pelangi, dan Ketika Cinta Bertasbih bisa 3 sampai 4 juta penonton, intinya penonton menunggu film berkualitas,” tandasnya