Monday, March 14, 2011

Film Cewek Saweran 2011 Review

Film Cewek Saweran 2011 Review – Cewek Saweran adalah sebuah film percintaan yang dibintangi oleh sejumlah artis pendatang baru seperti Juwita, Kris Hatta, Djaduk Ferianto, Harry Izwan, Marwoto, Dyah Arum, dan masih banyak lagi. Film ini dirilis pada bulan Maret 2011 dan sejak kemunculan film ini di layar bioskop indonesia, rupanya disambut baik oleh seluruh masyarakat. Film ini menceritakan tentang Ayu (Juwita), seorang gadis yang berasal dari desa kecil di pinggiran kota Jogjakarta berkeinginan menjadi penyanyi dangdut terkenal. Meski untuk mewujudkan impiannya itu, Ayu harus meninggalkan ayahnya (Marwoto) yang sedang sakit-sakitan, untuk hijrah ke kota Jogja. Di Jogja, Ayu menumpang di rumah Ningsih (Dyah Arum), tantenya yang membuka usaha salon kecil-kecilan yang cukup trendi untuk ukuran di sebuah kampung di tengah kota Jogja.


Dimas (Kris Hatta), teman Ayu dari kecil yang lebih dulu pindah ke Jogja tingal di samping kamar Ayu di Jogja. Selama Ayu belum mendapatkan pekerjaan, ia membantu Ningsih bekerja di salon trendinya itu. Beberapa minggu Ayu justru hanya berkutat di salon Ningsih. Sesekali Dimas mengantar Ayu mencari pekerjaan.


Mengetahui Ayu ingin menjadi penyanyi dangdut, Dimas mengantarnya ke audisi penyanyi panggung. Kesempatan manggung satu lagu didapat. Sayang, saat semua persiapan dilakukan Ayu mendapati dilema saat teringat ibunya yang tidak tahu di mana rimbanya. Kekecewaan pemilik panggung membuat Ayu kehilangan kesempatan.


Perjalanan Ayu menuju cita-citanya dipenuhi dengan dilema dan kekecewaan yang mendalam. Ayu sempat harus mengamen bersama Dimas dan seorang temannya Angga, untuk bertahan hidup dan membuktikan kalau Ayu memang mempunyai suara yang bagus. Setiap kali menyanyi Ayu selalu menyedot perhatian para lelaki, bagai terhipnotis oleh goyang dan suara Ayu. Mereka mengeluarkan lembar demi lembar uang untuk saweran. Dari situlah Ayu mendapat julukan cewek saweran.


Ayu semakin populer berkat Dimas yang memanajeri grup mereka cukup canggih mencari order manggung. Sementara itu Dimas dan Angga masing-masing berusaha masuk ke dalam hati Ayu, sehingga sering menimbulkan konflik di antara mereka. Dari panggung ke panggung itulah, seorang produser melihat bakat dan suara emas Ayu. Akhirnya jalan kesuksesan terbuka.


Meskipun sudah menemukan jalan, bukan berarti semua bisa berjalan lancar. Ayu mendapat cemooh karena dianggap teman-temannya terlalu cepat mendapat kesempatan rekaman. Ayu dituduh tidur dengan sang produser. Ketika kabar ini hinggap ke telinga ayahnya dan Dimas, ayahnya kolaps. Sialnya, kondisi itu terjadi saat Ayu hendak launching album. Semuanya berantakan kembali.


Film yang secara keseluruhan digarap di Jogja dan Sineas Jogja ini memberi angin segar pada nilai drama remaja. Impian menjadi artis toh sekarang menjalar seperti virus di kalangan remaja. Jadi kalau ingin menjadi artis, tak ada salahnya menyimak perjuangan yang dilalui Ayu di film ini. Kualitas gambar bagus dan cerita yang simple membuat film ini mudah dinikmati.