Monday, March 14, 2011

Kenapa Rumah Sakit Tidak Mau Langsung Pakai Darah PMI?

img


Jakarta, Desas-desus ada darah dari PMI yang tercemar HIV heboh di berbagai milis. Terlepas dari benar tidaknya kasus tersebut, rumah sakit memang selalu melakukan screening ulang terhadap darah PMI yang mau ditransfusikan ke pasien. Mengapa demikian?



Screening ulang terhadap darah yang berasal dari Palang Merah Indonesia (PMI) memang tidak gratis. Dalam surat berantai yang beredar di berbagai milis sepekan terakhir, seorang pasien mengaku harus membayar Rp 900 ribu untuk screening ulang darah dari PMI di sebuah rumah sakit di Jakarta.



Salah seorang pengurus pusat PMI, dr Linda Lukitasari membenarkan bahwa screening atau pemeriksaan ulang terhadap darah PMI sudah menjadi prosedur standar di hampir semua rumah sakit. Bagi PMI, screening ulang atau cross match dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.



'Darah dari PMI kan dari orang lain, berbeda dengan darah dari anggota keluarga yang sudah jelas riwayatnya. Biasanya rumah sakit tidak mau langsung menggunakan darah dari PMI. Harus dilakukan cross match,' ungkap dr Linda saat dihubungi detikHealth, Senin (14/3/2011).



Hasil cross match di rumah sakit bisa berbeda dengan hasil screening yang dilakukan sebelumnya oleh PMI meski kemungkinannya sangat kecil. Menurut dr Linda, hal itu disebabkan karena virus memiliki siklus hidup yang salah satu tahapannya disebut sebagai masa jendela.



Pada masa jendela ini, virus belum aktif dan sulit dideteksi sementara metode tes Rapid dan ELISA yang dipakai di semua unit donor darah PMI hanya menjamin akurasi 99 persen. Kadang virus baru terdeteksi saat cross match di rumah sakit, ketika sudah berada dalam bentuk aktif.



Teknologi yang lebih akurat untuk mendeteksi virus dalam masa jendela adalah Nucleic acid testing (NAT), yang mampu memperpendek masa jendela dari beberapa bulan menjadi hanya beberapa hari saja. Saat ini, belum semua unit donor darah milik PMI dilengkapi alat ini.



'Saat ini baru 4 unit donor darah yang dilengkapi NAT yakni di Jakarta, Denpasar, Surabaya dan PMI Pusat. Rencananya tahun 2011 ini, PMI akan bekerjasama dengan perusahaan farmasi yang akan meminjamkan NAT untuk 15 unit donor darah,' tambah dr Linda.



Mengenai kabar yang mengatakan ada darah PMI yang terkontaminasi HIV seperti yang beredar di mailing list, dr Linda mengatakan PMI saat ini tengah melakukan investigasi. Ia belum bisa berkomentar, namun mengakui dengan teknologi yang ada jaminan keamanan dari PMI baru 99 persen.



'Jaminan 100 persen hanya dari Yang di Atas, teknologi apapun pasti punya kelemahan. Karena itu kami juga mengimbau agar saat donor darah pengisian formulir dilakukan dengan jujur dan benar,' ungkap dr Linda.