Tuesday, March 1, 2011

Islam Dan Alam Sekitar

Bismillah,



Islam sebagai agama yang sempurna, dia memperhatikan banyak aspek kehidupan, bahkan yang terkecil sekalipun. Aspek kehidupanpun tidak hanya berkaitan dengan manusia semata, namun juga dengan lingkungan/alam sekitar.



ALLOH SWT sudah menegaskan bahwa KEBANYAKAN manusia akan banyak berbuat kerusakan di muka bumi ini, dengan berbagai macam polah tingkahnya. Kita bisa lihat pada ayat-ayat berikut ini:



AL BAQARAH(2):11,“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”



AL BAQARAH(2):30,“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.



AL BAQARAH(2):205,“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”



AL MAA-IDAH(5):32,“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.“









AL A’RAAF(7):56,“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”



HUD(11):116,“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.”



Ayat-ayat di atas secara tidak langsung memperlihatkan bahwa secara perlahan tapi pasti, manusia akan berbuat kerusakan (kecil dan besar) terhadap bumi, yang akan berakibat kepada kerusakan dan ketidakseimbangan alam. Di jaman modern ini, ketidakseimbangan alam ini kian terasa dengan adanya efek pemanasan total. Salju dan es mencair, mengakibatkan permukaan air laut meluap. Belum lagi ditambah dengan penebangan hutan yang semena-mena, membuat paru-paru dunia kian berkurang dan tingkat pencemaran meningkat dengan tajam.



Kondisi ini diperparah dengan pengeboran dan penggalian serta eksplorasi bumi yang kian tidak memperhitungkan faktor ‘ketangguhan’ bumi. Emas, minyak, dan berbagai barang tambang, semua dikeruk sebesar-besarnya.



Laut juga tidak luput dari bahaya kerusakan yang diakibatkan oleh manusia.



Dan sekali lagi, Islam sudah memperingatkan mengenai hal ini. Jika ayat-ayat di atas dianggap masih belum rinci berbicara mengenai kerusakan alam, maka ayat berikut akan menggambarkan dan menjelaskan secara gamblang. Perhatikan ayat berikut:



AR RUUM(30):41,“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”



Sayangnya, alam lingkungan seakan luput dari kaum muslim, terutama abad ini. Tidak ada fikih atau aturan agama ataupun fatwa yg secara resmi dikeluarkan oleh para ulama terkait dengan kondisi alam lingkungan ini. Padahal Islam (melalui Al Qur’an) sudah memberitahu dan mengingatkan hal ini berabad lampau.



Dengan kata lain, para ulama mesti memikirkan fiqh al bi’ah (fikih lingkungan) sebagai upaya memberi jawaban (dari sisi Islam) terhadap krisis ekologi yang telah berlangsung secara sistematis akibat keserakahan manusia dan kecerobohan penggunaan teknologi.



Bagi kita, muslim ‘kebanyakan’, tidak ada yg tidak bisa kita kerjakan berkaitan dengan kelestarian alam. Setidaknya kita bisa melakukan beberapa hal berikut:

1. Tidak membuang sampah sembarangan

2. Menanam pohon di depan halaman (jika ada) untuk mengurangi tingkat polusi

3. Tidak boros dalam menggunakan energi (hemat energi). Al Isra(27):17,“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

4. Menggunakan air seperlunya, sekalipun untuk berwudlu.



Sudah siapkah kita melestarikan alam? Ayo mulai dari sekarang!