Saturday, March 5, 2011

Film Simfoni Luar Biasa 2011 Review

Film Simfoni Luar Biasa 2011 Review – Bagi para penggemar berat Christian Bautista, nampaknya ada suatu kabar baru yang pastinya akan membuat anda senang karena penyanyi jebolan Phillipine’s Idol ini akan tampil dalam sebuah film terbaru berjudul Simfoni Layar Lebar. Dalam film tersebut, Christian akan menjadi bintang utamanya. Film ini akan diperankan oleh Ira Wibowo, Ira Maya Sopha, Verdi Solaiman, Gista Putri dan masih banyak lagi. Film ini menceritakan tentang Jayden Valarao (Christian Bautista), seorang musisi dengan mimpi besar menjadi seorang bintang rock, hidup dengan bebas tanpa tujuan yang pasti. Satu malam setelah perkelahian sengit di salah satu bar di Manila, Jayden pulang dan mendapati barang-barangnya sudah teronggok di depan rumahnya karena tak mampu membayar sewa.


Karena tak punya tujuan, akhirnya dia memohon kepada Penelope Valarao, bibinya yang funky dan berjiwa muda di usianya yang sudah menginjak 50 tahun, agar dapat tinggal di rumahnya. Penelope mengijinkan Jayden tinggal semalam, dengan janji bahwa dia akan segera menemukan tempat untuk ditinggali. Sang bibi pun menyarankan agar Jayden menemui ibunya (Ira Wibowo), yang tinggal di Indonesia sejak sang ayah meninggal beberapa tahun yang lalu. Tanpa pilihan lain, akhirnya Jayden setuju untuk pergi ke Indonesia sembari menunggu demonya diterima perusahaan rekaman yang akan menjadikannya seorang superstar.


Sesampainya di Jakarta, Jayden bertemu ibu yang sudah lama tak ditemuinya, Marlina Anasazar. Sang ibu ternyata sudah punya rencana untuk Jayden, yakni untuk membantunya mengajar musik di sekolah musik yang dikelolanya. Tanpa dinyana, ternyata Jayden harus mengajar mereka yang berkebutuhan khusus, dengan masalah mental dan kecerdasan di bawah rata-rata. Di sinilah Jayden diuji, apakah dirinya akan terus mengajar anak-anak luar biasa ini, ataukah mengejar mimpinya menjadi seorang bintang rock.


Selain anak-anak ini, Jayden pun bertemu banyak orang yang membuatnya berpikir panjang tentang hidup bebas yang tak pantas dan tak berguna, termasuk Laras (Gista Putri), seorang instruktur dan terapis di sekolah ini, Ibu Rinjani (Ira Maya Sopha), Pak Dimas yang ketus, dan banyak karakter lainnya. Apakah Jayden akan terus mengajar anak-anak ini? Ataukah dia akan terus mengejar impiannya menjadi seorang rockstar?


Cerita yang mengajarkan banyak orang tentang arti mimpi dan kehidupan ini terinspirasi dari sebuah artikel yang dimuat di surat kabar. Artikel ini menceritakan sebuah kelompok orkestra yang terdiri atas anak-anak berkebutuhan khusus dari sebuah sekolah musik di Beijing, China. Anak-anak ini sangat suka belajar musik untuk merangsang mental mereka. Setelah berbulan-bulan berlatih dengan keras, mereka akhirnya bisa tampil di depan ribuan penonton. Kesuksesan mereka tak hanya membuahkan kepercayaan diri lebih bagi mereka, namun juga inspirasi yang mendalam bagi para penonton. Terinspirasi oleh foto sang konduktor, seorang bocah yang menderita down-syndrome, film ini tak bercerita tentang prestasi anak-anak normal, namun justru mereka-mereka yang luar biasa!